BERITASUKOHARJO.com – Rully, pria asal Sukabumi merupakan peternak ulat jerman. Awalnya ia merupakan seorang karyawan swasta tetapi akhirnya memutuskan untuk resign karena merasa cuan yang dihasilkan belum membuatnya puas. Rully lalu mencari cara bagaimana menghasilkan cuan dari rumah.
Berbekal informasi dari temannya, Rully diperkenalkan terkait konsep budidaya ulat jerman. Singkat cerita ia tertarik kemudian mencoba peruntungan untuk berbisnis di jalur ini. Namun siapa sangka makhluk yang bikin geli ini justru mampu menghasilkan cuan yang bikin ngiri.
Rully berhasil memperoleh omzet sebesar Rp27 juta setiap 3 bulannya dari berbisnis menjadi peternak ulat jerman ini. Ulat jerman hasil ternaknya itu sasaran marketnya adalah para pengepul yang selanjutnya dijual kembali untuk dijadikan pakan unggas seperti burung dan ikan hias.
Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui acara CUAN BOSS dalam kanal YouTube TRANS7 OFFICIAL, Rully menyampaikan, “Saya dulu pernah pelihara burung, tetapi di Sukabumi kebetulan ulat-ulat yang menjadi makanannya itu langka, sampai akhirnya burung-burungnya mati.”
Baca Juga: Bunga 0 Persen! KUR BSI Super Mikro 2023: Plafon, Syarat, dan Cara Pengajuannya Tanpa Agunan
“Saya berpikir mengapa tidak melakukan ternak ulat saja? Saya kemudian belajar terkait jenis ulat, bagaimana cara perawatannya, sasaran marketnya seperti apa. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk memulai bisnis ternak ulat jerman ini,” ungkap Rully.
Rully menjelaskan, “Satu hal yang bikin saya tertarik untuk ternak ulat jerman adalah karena modalnya yang cukup kecil."
Awalnya ia hanya memiliki modal awal sebesar Rp2,2 juta yang digunakan untuk membeli indukan 1000 ekor kumbang.
Selanjutnya dalam waktu 5 bulan ternak berjalan, Rully berhasil memperoleh keuntungan hasil panen 50 kg ulat jerman. Ia kemudian melakukan ekspansi dengan menambahkan jumlah box sebagai tempat budidaya ulat jerman. Saat ini budidaya yang digelutinya sudah mencapai ribuan box.
“Dulu saya mulai dengan 12 box dari 1000 indukan ekor kumbang, kemudian minggu depannya lagi saya menambah 12 box lagi, begitupun pada minggu-minggu berikutnya,” ucap Rully.
Saat menjalankan usahanya, Rully sangat menjaga kualitas ulat jerman yang dihasilkan dengan sejumlah metode. Pertama, proses pembibitan yang memanfaatkan serbuk gergaji kayu sebagai wadah untuk indukan ulat jerman bertelur. Penggunaan bahan ini diklaim lebih ekonomis dan mudah didapatkan.
Perubahan ulat jerman menjadi indukan memerlukan waktu sekitar 6 bulan. Ciri indukan yaitu berwarna hitam pekat dan berukuran 1 - 2 cm. Rully mengaku saat pembibitan, faktor genetik paling vital, karena makin bagus indukannya maka hasil ulat jermannya pun makin bagus sehingga tahap penyortiran sangat penting.
Produktivitas indukan ulat jerman ini cukup tinggi yaitu mencapai 250 telur tiap minggu, di sisi lain untuk usia indukan mampu bertahan sampai berusia 1 tahun lebih.
Ulat jerman yang berumur 1 minggu ini sudah bisa diberi makan, dengan kombinasi sayuran seperti labu siam sebagai makanan dan minuman si ulat jerman.
Baca Juga: Resep Tahu Bakso, Cemilan Gurih nan Praktis, Bisa Jadi Ide Jualan Frozen Food
Proses panen ulat dihitung selama 3 bulan, dalam kurun waktu panen 10 hari sekali. Proses panen yaitu dengan cara mengambil bibitan ulat berusia 3 bulan kemudian dimasukkan ke dalam ayakan untuk memisahkan ulat jerman dengan serbuk gergajinya.
Dalam waktu 1 bulan, Rully bisa panen 3 kali yang mencapai 100 kg ulat jerman per sekali panen. Adapun harga jualnya yaitu Rp30 ribu per kilo. Oleh karena itu, jika dihitung, panen 3 bulan sebanyak 900 kg dikali harga jualnya Rp30 ribu, maka omzet yang bisa didapat Rp27 juta.
Rully menyampaikan tips, “Pertama, untuk bisnis ulat jerman dimulai dengan belajar, seperti pahami cara perawatan dan marketnya. Kedua mulai berternak dengan kapasitas diri sendiri”. Rully mementingkan kualitas ulat jerman yang dijualnya sehingga pemasarannya dari mulut ke mulut.***
Prospek bisnis jadi peternak ulat jerman yang ternyata bisa menghasilkan cuan mencapai Rp27 juta tiap 3 bulan seperti Rully asal Sukabumi.
by Risqi Nurtyas Sri Wikanti