BERITASUKOHARJO.com – MPASI atau yang disebut dengan Makanan Pendamping ASI adalah jenis makanan yang diberikan kepada bayi untuk melengkapi asupan nutrisi.
MPASI diberikan kepada bayi yang berusia genap 6 bulan. MPASI diberikan untuk memenuhi asupan nutrisi karena pada saat bayi berusia lebih dari 6 bulan, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi.
Sesuai dengan saran IDAI, pemberian MPASI harus lengkap dengan kandungan energi, protein, dan mikronutrien anak. Untuk memenuhi energi tambahan yang diperlukan, perlu sebanyak 200 kilo perhari dari MPASI.
Frekuensi pemberian MPASI pada anak usia 6 bulan adalah 2 sehari. Dengan jumlah 2-3 sendok makan MPASI sebagai tahap awal. Tekstur MPASI dimulai dengan makanan yang dihaluskan menjadi bubur kental/puree.
Baca Juga: Pecah! Konser Opick di Festival Pasar Musik, Penonton Ikut Bernyanyi dan Bershalawat
Frekuensi pemberian MPASI pada anak usia 6-9 bulan adalah 2-3 kali sehari dan 1-2 kali selingan per harinya. Dengan jumlah yang ditingkatkan perlahan menjadi setengah mangkuk berukuran 250 ml.
Tekstur MPASI yang diberikan adalah makanan yang dihaluskan menjadi bubur kental (purer) atau makanan yang dilumatkan hingga halus (mashed).
Untuk usia 9-12 bulan, banyaknya energi tambahan yang diperlukan meningkat yakni sebanyak 300 kilo kalori per hari.
Frekuensi makanan yang perlu diberikan yakni 3-4 kali makan dalam sehari dan berikan 1-2 kali selingan tiap harinya.
Jumlah makanan yang dapat diberikan yaitu setengah mangkuk kecil berukuran 250 ml.
Tekstur makanan yang dapat diberikan yaitu makanan yang dicincang halus, dicincang kasar, atau makanan yang dapat dipegang oleh anak (finger foods).
BeritaSukoharjo.com mengutip dari pemaparan dr. Jeffry Kristiawan pada kanal YouTube ENSIKLOPEDIA DOKTER. Ada beberapa makanan yang perlu diperhatikan pada saat pemberian MPASI, antara lain:
Baca Juga: Menu Simple Super Enak dan Gurih, Soto Ceker yang Bisa Bikin Semua Orang Jadi Lahap Makan
1. Telur Ayam
Telur memang memiliki banyak kandungan gizi yang baik, seperti protein, vitamin, karbohidrat hingga kalori.
Namun konsumsi telur pada bayi perlu diperhatikan, apakah ada reaksi yang muncul setelah mengonsumsinya.
Karena terkadang ada beberapa anak yang mengalami alergi ketika mengonsumsi telur. Ini terjadi dikarenakan saluran certa belum matang dan sempurna.
2. Makanan yang Menyebabkan Produksi Gas dalam Usus Cukup Banyak
Beberapa jenis sayuran seperti kubis, kol, brokoli serta buah-buahan seperti buah pir bisa memicu terjadinya produksi gas di usus menjadi cukup banyak.
Produksi gas di usus dapat menyebabkan terjadinya kembung atau kolik. Dampaknya, anak akan sering mengalami gumoh, muntah, dan menjadi rewel.
Jenis makanan ini tidak perlu dihindari tapi dapat diberikan dengan jumlah yang cukup. Dan perlu diperhatikan juga, setelah pemberian makanan adakah reaksi yang timbul.
Demikian jenis makanan yang perlu dihindari. Bukan berarti anak tidak boleh mengonsumsi makanan tersebut, tapi bisa diperhatikan adakah reaksi setelah memakan makanan tersebut.***
Beberapa makanan yang harus dihindari serta diperhatikan oleh orang tua dalam pemberian MPASI pada bayi-bayi mereka.
by Risqi Nurtyas Sri Wikanti