Soal Kebo Bule Absen Kirab Malam 1 Suro, Ini Kata Gusti Moeng

Kebo bule keraton Surakarta keturunan kiai Slamet absen ikut kirab, begini tanggapan Gusti Moeng ketua lembaga dewan adat keraton surakarta

by Choirul Hidayat

BERITASUKOHARJO.com - Tradisi malam 1 Suro di keraton Surakarta identik dengan kirab pusaka, yang salah satu ikon di dalamnya adalah keikutsertaan sejumlah kebo bule sebagai cucuk lampah atau penunjuk jalan peserta kirab.

Kehadiran kebo bule pada kirab malam 1 Suro selama ini telah menjadi ikon yang kuat, dan menjadi primadona yang selalu ditunggu-tunggu oleh ribuan masyarakat yang menyaksikan.

Tak jarang, banyak yang mempercayai keramatnya kebo bule tersebut hingga rela berebut kotoran yang dikeluarkannya saat berjalan dalam kirab malam 1 Suro.

Namun, keberadaan ikon kebo bule dalam tradisi kirab malam 1 Suro tersebut sepertinya tidak bisa disaksikan dalam kirab tahun ini.

Baca Juga: Resep Pangsit Goreng, Cemilan Malam untuk Mengganjal Perut Lapar

Pasalnya, beberapa hari menjelang kirab malam 1 Suro yang akan diselenggarakan 29 Juli 2022 mendatang, tujuh kerbau inti yang biasa menjadi cucuk lampah, saat ini tengah terjangkit PMK.

Bahkan pada hari Kamis sebelumnya, induk mereka yang merupakan kerbau tertua keturunan Kiai Slamet, yaitu Nyi Apon meninggal, juga karena terjangkit PMK dan usia tua.

Saat ini, kondisi ke tujuh kebo bule tersebut lemas dan terlihat tertatih-tatih saat berjalan, karena terdapat banyak luka di kuku serta mulut.

Baca Juga: Tema dan Makna Logo Hari Anak Nasional 2022, Persiapkan Anak Sebagai Generasi Berkelanjutan!

Sehingga dikuatirkan, bagi sejumlah kebo bule tersebut akan cukup berat untuk berjalan dengan jarak yang cukup jauh, selama 3 hingga 4 jam, ditambah dengan kondisi psikologis yang tengah terganggu karena baru saja ditinggal sang induk.

Hal tersebut disampaikan oleh GKR Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng, Ketua Dewan Adat Keraton Surakarta, kepada BeritaSukoharjo.com, Jumat 22 Juli 2022.

Gusti Moeng berharap, kesehatan dan keselamatan kebo bule lebih diutamakan, daripada memaksakannya untuk ikut kirab, karena selama ini ia tau betul kondisi dari kerbau-kerbau tersebut.

Baca Juga: Resep Cekodok Pisang, Olahan Cemilan Enak dari Pisang Kematangan ala Upin Ipin

"Sebagai yang tau kondisi kebo bule ini, karena saya ngopeni (merawat) kebo sejak tahun 1992, dimana saat itu hanya tinggal sepasang. Untuk menjaga kelestarian, silahkan kirab dengan pusakanya, tetapi kebo-nya jangan dipaksakan" tegas Gusti Moeng kepada BeritaSukoharjo.com, Jumat 22 Juli 2022.

Lebih lanjut Gusti Moeng menyampaikan bahwa kondisi kebo bule yang tengah terjangkit PMK tersebut sangat riskan untuk ikut, karena cukup berat secara fisik dan mental.

"Karena kalau sakit PMK yang diserang kuku dan mulut. Kuku ini kalau buat berjalan jauh kan (berat), (apalagi) jalan di aspal yang keras, dan ibunya mereka ini si Nyi Apon kemarin meninggal, jadi anak-anaknya ini (bisa) ora manut (tidak patuh) begitu" tambah Gusti Moeng.

Baca Juga: Resep Cemilan Risol Kampung, Sangat Enak Meski Hanya dari 3 Bahan Sederhana, Anti Ribet!

Sehari sebelumnya, Gusti Moeng juga telah menyampaikan rekomendasi dari dokter kesehatan hewan yang melakukan pemeriksaan pada Kamis 22 Juli 2022, bahwa kerbau-kerbau tersebut tidak direkomendasikan untuk ikut kirab.

"Setelah dilihat semua sama dokter dari Dinas Peternakan, ternyata betul ke tujuh kerbau tersebut terkena PMK. Ketujuh kerbau tersebut selama ini merupakan tim inti Kirab 1 Suro. Dengan begitu tadi rekomendasi dari dinas, meskipun untuk ke manusia ini tidak apa-apa, tetapi untuk ke hewannya tidak di rekomendasi" jelas Gusti Moeng, yang juga telah diberitakan sebelumnya oleh BeritaSukoharjo.com, Kamis 21 Juli 2022.

Sementara ini, memang masih ada beberapa kerbau yang sehat, namun mereka selama ini belum pernah ikut kirab, sehingga srati yang selama ini merawat juga tidak berani, karena selain harus berjalan lama, kerbau tersebut juga akan berada di tengah keramaian.

Baca Juga: Resep Cendol Tanpa Cetakan, Hasilnya Cantik dan Lembut, Dijamin Anti Gagal

"Yang lainnya belum pernah diajak kirab, jangan dipaksakan. Daripada ada apa-apa nanti siapa yang tanggung jawab" tutup Gusti Moeng.***

Author : Choirul Hidayat

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Excepturi doloribus unde molestias laborum delectus adipisci, eos repellat in debitis cum impedit numquam, architecto, facilis.