BERITASUKOHARJO.com - Perusakan cagar budaya warisan Keraton Kartasura kembali terjadi, pada Jumat 8 Juli 2022 kemarin. Kali ini menyasar tembok kuno yang merupakan sebuah benteng Ndalem Singopuran, yang dahulunya merupakan kediaman Patih Keraton Kartasura, dan diduga telah berusia hampir 300 tahun.
Kasus kali kedua ini mengundang keprihatinan dari banyak pihak, salah satunya adalah dari Ketua Eksekutif Lembaga Hukum LDA (Lembaga Dewan Adat) Keraton Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi.
Ditemui BeritaSukoharjo.com di kawasan Keraton Surakarta, Senin 11 Juli 2022. Eddy Wirabhumi melihat bahwa apa yang terjadi untuk kedua kalinya di Kartasura kemarin merupakan sebuah fenomena gunung es dan baru sebagian kecil dari sebuah persoalan besar.
Baca Juga: Resep Tengkleng Kambing Tanpa Santan, Gurih dengan Rasa Luar Biasa
Eddy mengungkapkan bahwa tidak bisa sebuah kasus perusakan cagar budaya tersebut hanya selalu ramai pada saat terjadi, kemudian ramai kembali saat ada kasus lagi, namun ujung-ujungnya terlambat dan tidak ada upaya nyata serta sungguh-sungguh untuk mencegah hal seperti itu terjadi lagi.
Dalam kesempatan itu, Eddy juga mengajak masyarakat, pemerintah serta stakeholder terkait harus mulai sadar bahwa situs budaya merupakan bagian dari tapak peradaban.
Situs budaya jangan hanya dinilai sebagai death monument atau monumen mati, karena sebenarnya death monument itu ada karena adanya living monumen atau monumen hidup.
Baca Juga: Resep Soto Daging Sapi Tanpa Santan, Super Gurih dan Mudah Dibuat
Eddy prihatin, belakangan ini seperti muncul dan menguat, bahkan secara sistematik sebuah upaya untuk menggeser, mengganti, serta seolah-olah ada satu peradaban baru yang tumbuh bukan dari kita, namun tumbuh dari tempat lain dan ingin dikembangkan di tempat kita.
Nah, melihat kondisi tersebut, bagi Eddy memang dibutuhkan pemikiran bersama-sama, karena ini adalah suatu pekerjaan besar, dan terbukti pemerintah selama 78 tahun ini bernegara masih kurang pintar dalam persoalan itu.
Oleh karena itu, Eddy mengajak semua elemen untuk menjadikan persoalan ini sebagai sebuah kesadaran bersama, untuk sekali lagi dibingkai dalam bentuk penyelamatan Peradaban.
Baca Juga: Resep Kuah Bakso yang Super Enak, Rahasianya Ada di Bahan Ini!
"Peradaban dalam hal ini adalah peradaban masa lalu, masa kini dan masa depan. Karena tidak ada masa kini, jika tidak ada masa lalu, dan tidak ada masa depan jika kita tidak sadar bahwa masa kini akan menuju masa depan", urai Eddy kepada BeritaSukoharjo.com.
Oleh karena itu, Eddy berharap semua stake holder harus bersama-sama bergerak, khususnya masyarakat lingkungan terdekat.
Yang bisa dilakukan, diantaranya adalah mengedukasi masyarakat terdekat, mulai dengan mengadakan kegiatan-kegiatan dengan masyarakat yang ada di lingkungan cagar budaya tersebut, sehingga masyarakat akan sadar diri dan hidup damai dengan lingkungan cagar budaya.
Baca Juga: Resep Bolu Pisang Malaysia, Lembut, Kenyal, dan Anti Gagal
Eddy dalam kesempatan itu juga mengibaratkan bahwa, Republik Indonesia adalah negara baru, tetapi keraton adalah bagian dari negara lama yg jauh lebih tua, sehingga jangan melupakan masa lalu tersebut, agar nantinya tidak gagap menatap masa depan.
Nilai-nilai lama yang menjadi warisan tersebut kita update, kita pelajari kembali, dan kita menuju masa depan, sehingga jangan sampai terjerembab ke dalam masalah yg sama untuk kedua kalinya, pesan Eddy.
Eddy menjelaskan, peristiwa perusakan cagar budaya warisan Keraton Kartasura baru saja terjadi, bahkan belum ada 3 bulan yang lalu, dan dengan masalah yang sama. Artinya ada tata cara penanganan pada kasus pertama yang tidak menimbulkan efek jera, serta tidak maksimal penanganannya.
Baca Juga: Resep Ayam Kecap Pedas Manis, Cara Memasaknya Mudah dan Praktis
Jika pada kasus yang kedua ini seperti itu lagi, Eddy kuatir nanti akan terjadi yang ketiga dan seterusnya, hingga yang lebih besar lagi.
Lebih lanjut Eddy menyampaikan bahwa sejak awal Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta sudah menyampaikan, dan berkirim surat resmi pada Bupati Sukoharjo, tetapi kurang mendapat respon. Ia juga berkomunikasi dng Kejaksaan Negeri, dan cukup mendapat respon.
Namun yang lebih penting bagi Eddy adalah bahwa semua itu harus dibingkai dalam satu pola yang bisa mengadopsi semua elemen.
Baca Juga: Lebih Enak dari Brownies? Simak Resep Kue Cokelat Terbaik Ini, Lumer di Mulut!
Bila makin banyak elemen yg peduli, maka akan semakin mudah bagi semua untuk menyadari betapa pentingnya cagar budaya yang merupakan sejarah perjalanan peradaban, sehingga ada sebuah sisi spirit yang harus dipelihara.***
Perusakan Cagar Budaya Warisan Keraton Kartasura Kembali Terjadi, KP Eddy Wirabhumi Ajak Semua Pihak Selamatkan Peradaban, simak berikut ini
by Choirul Hidayat