BERITASUKOHARJO.com - Harga Tandan Buah Segar (TBS) di berbagai wilayah di Aceh turun drastis dalam satu minggu ini.
Di Wilayah Aceh Utara pada hari Selasa harga TBS sawit anjlok sampai pada kisaran Rp800 hingga Rp900 per kilogram. Meski pada hari Rabu ada sedikit kenaikan menjadi Rp1000 per kilogram.
Di Kabupaten Simeulue harga sawit dalam bentuk TBS hanya Rp600 per kilogram.
Begitupun di daerah Blangpidie, Rabu, harga TBS hanya Rp700 per kilogram, di mana harga tersebut sudah tidak sebanding lagi dengan biaya yang harus dikeluarkan petani untuk biaya beli pupuk.
Baca Juga: Simak! Hasil Sidang Isbat Oleh Kemenag, Idul Adha Jatuh 10 Juli 2022, Begini Katanya
Harga TBS yang anjlok sepekan ini juga dirasakan oleh petani di Kabupaten Aceh Tamiang, dimana harga turun drastis dari Rp3.000 menjadi hanya Rp700 per kilogram.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Utara, Kastabuna, Rabu, di Lhokseumawe mengatakan bahwa turunnya harga TBS sawit ini mengakibatkan para petani di daerah itu mulai menjerit. Ditambah lagi saat ini harga pupuk naik tajam.
Hal ini diperparah lagi karena tangki timbun CPO di sejumlah pabrik kepala sawit di Aceh Utara juga sudah mulai penuh.
Kastabuna menambahkan bahwa dari informasi yang diperoleh Apkasindo, proses ekspor CPO keluar negeri mulai berjalan pada akhir bulan Juli mendatang, dan seiring dengan hal itu, diprediksi harga TBS juga akan naik pada periode tersebut.
Baca Juga: Gaji Ke -13 Akan Cair 1 Juli, Berikut Jumlah Dana yang Digelontorkan Sri Mulyani
"Apkasindo berharap Kementerian Perdagangan RI dapat segera membuat regulasi untuk mempercepat proses ekspor CPO keluar negeri agar petani dapat kembali sejahtera," pinta Kastabuna.
Sementara itu petani di Kabupaten Simeulue, Aceh, memilih menjual sawit dalam kondisi brondolan atau buah sawit yang lepas dari tandan buah segar karena harganya lebih mahal.
M Suib, petani sawit di Simeulue, Rabu, mengatakan buah sawit dijual dalam bentuk brondolan harganya bisa mencapai Rp1.200 per kilogram. Adapun harga sawit dalam bentuk TBS hanya di harga Rp600 per kilogram.
Baca Juga: Mudah! Berikut Cara Mengubah Pilihan Sekolah PPDB Jateng 2022, Simak Caranya Berikut Ini
Meskipun pekerjaan membrondol sawit ini agak sulit karena petani harus mengupas dari tandannya, namun mereka memilih untuk melakukannya demi harga jual yang lebih tinggi daripada harga bentuk TBS.
Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Simeulue Hasrat Abubakar mengatakan bahwa harga TBS sawit saat ini memang mengalami penurunan di seluruh Indonesia.
Hal serupa juga menimpa petani kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dimana mereka mengeluhkan akibat harga jual Tandan Buah Segar (TBS) anjlok dalam sepekan terakhir sehingga hasil produksi tidak seimbang lagi dengan biaya perawatan dan pemupukan.
Baca Juga: Dua Bulan Mendatang Harga Sawit Naik, Asal...
Menurut mereka jika harga TBS sudah berada di bawah seribu per kilogram di tingkat petani, maka akan banyak kebun sawit milik rakyat tidak akan terurus lagi, karena biaya pemupukan dan perawatan yang dikeluarkan tidak lagi sesuai dengan pendapatan saat produksi.
Harga sawit yang murah, namun harga pupuk yang mahal, ditambah ongkos panen Rp250 per kilogram yang belum termasuk ongkos angkut, beli pupuk, pembersihan, membuat para petani tak akan mampu lagi mengurus kebun sawit milik mereka.
Selain pembelian pupuk yang sudah sangat mahal, setiap bulan, petani juga harus mengeluarkan biaya pembelian obat-obatan herbisida untuk pembersihan gulma dan ongkos semprot untuk pekerja.
Baca Juga: Punya Stok Frozen Food? Bisa Bikin Resep Bakso Kepiting Saus Singapura
Para petani berharap agar pemerintah turun tangan langsung dalam menaikkan harga TBS yang saat ini anjlok drastis, sehingga petani di kampung-kampung tidak lagi merugi dan kebun sawit pun bisa terawat dengan baik. ***
Para petani sawit di seluruh wilayah Aceh menjerit dan mengeluh di tengah anjloknya harga TBS sawit yang hanya mencapai dibawah Rp1000
by Inung R Sulistyo