BERITASUKOHARJO.com - Kenaikan harga sawit bisa saja terjadi pada dua bulan yang akan datang.
Demikian prediksi harga sawit yang disampaikan oleh Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Kaltim, Muhammad Ikbal.
Menurut Ikbal kenaikan harga sawit itu bisa terjadi asalkan beberapa asumsi terpenuhi.
"Asumsi itu seperti konsumsi minyak goreng kembali normal baik itu dalam negeri ataupun luar negeri seperti China dan India sebagai konsumen terbesar minyak goreng dari Indonesia," terangnya di Samarinda, Kalimantan Timur, pada Rabu.
Baca Juga: Punya Stok Frozen Food? Bisa Bikin Resep Bakso Kepiting Saus Singapura
Ia pun melanjutkan hal itu bisa terjadi jika adanya kebijakan pemerintah yang mengeluarkan subsidi terhadap minyak goreng sehingga harganya kembali normal Rp14 ribu dan pabrik kembali beroperasi sehingga permintaan kembali menjadi normal.
Dengan segala asumsi tersebut ia pun berani memastikan harga sawit juga akan ikut naik.
Secara teoritis jika harga sawit turun maka harga minyak goreng juga semestinya turun, namun pada kenyataannya hal tersebut belum tentu bisa terjadi, demikian Ikbal menjelaskan.
Baca Juga: Lengkap! 15 Ucapan Selamat HUT Bhayangkara ke 76 Terbaru, Penuh Makan dan Berkesan
"Karena memang para industri tentu akan menahan minyak goreng tersebut dengan mencoba untuk mempertahankan harga agar bisa lebih tinggi sesuai dengan harga pasar di satu, dua bulan terakhir yaitu sekitar Rp25 ribu per liter," jelasnya.
Pada beberapa daerah penghasil sawit di Indonesia seperti Kalimantan dan Sumatera penurunan harga sawit terjadi sangat drastis dan signifikan dalam seminggu terakhir, bahkan mencapai Rp600 per kilogram.
Padahal menurut Ikbal, sebelumnya sawit sempat dijual dengan harga Rp2.800. Artinya penurunan harga sawit ini sangat tajam, dan hal ini tentu mengagetkan bagi para petani sawit di beberapa daerah di Indonesia.
Baca Juga: Hani EXID Dilaporkan Berpacaran dengan Psikiater, Karier Yang Jae Woong Ternyata Mengagumkan
Setidaknya Ikbal melihat ada tiga faktor penyebab turunnya harga minyak goreng.
Terhitung tanggal 22 Juni 2022 pasar global memang mengalami penurunan signifikan dimana sebelumnya adalah 1.500 dolar AS per ton, menjadi 1.440 dolar AS per tonnya.
Adapun faktor kedua ialah karena waktu menjelang Idul Adha, sehingga di beberapa daerah yang merayakan Idul Adha tentu membutuhkan banyak uang.
Menurutnya karena untuk menghadapi Idul Adha petani butuh uang, maka mereka menjual seadanya, karena yang penting mereka bisa dapat uang dalam jangka waktu pendek.
Sementara itu faktor ketiga, adalah permintaan pabrik yang menurun. Ia lalu mencontohkan bahwa beberapa pabrik di Kalimantan dan Sumatera telah melakukan penutupan sementara, yang tentunya berdampak pada turunnya permintaan.
Baca Juga: Presiden Jokowi ke Ukraina, Agenda Pertama Dilakukan untuk Meninjau Tempat Ini
"Sehingga, secara ekonomi jika permintaan menurun maka harganya mengalami penurunan. Penutupan pabrik ini disebabkan oleh permintaan luar negeri yang menurun juga terhadap konsumsi kelapa sawit, khususnya di China dan India," pungkas Ikbal. ***
Pengamat ekonomi berpendapat bahwa harga sawit bisa kembali naik jika ada kebijakan khusus dari pemerintah Jokowi.
by Inung R Sulistyo