BERITASUKOHARJO.com - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden di Jerman mengumumkan bersama para pemimpin tujuh negara makmur yang tergabung dalam G7 sebuah program baru.
Partnership for Global Infrastructure and Investment (kemitraan untuk infrastrukrur dan investasi), demikian nama program baru ini.
Laman resmi Gedung Putih menyatakan bahwa program ini akan menutup kesenjangan infrastruktur di negara negara berkembang, menguatkan ekonomi global dan rantai pasokan, dan memajukan keamanan nasional AS.
Baca Juga: Sebelum Hilang di Amerika, Marshanda Sempat Ucap Kalimat Aneh Ini, Berikut Penjelasan Sahabatnya
Prsiden Biden berniat akan meluncurkan dana sejumlah 200 juta dolar kepada PGII untuk lima tahun ke depan, melalui grants, pendanaan pemerintah federal (pemerintah pusat AS), dan mendorong investasi sektor swasta.
Bersama mitra G7 Biden bertekad memobilisasikan dana sejumalh 600 juta dolar pada tahun 2027 untuk investasi infratruktur global, dan ini baru awal.
AS dan mitra G7 akan mengerahkan lebih banyak modal lagi dari mitra yang sepaham, bank pembangunan multi lateral, institusi keuangan untuk pembangunan, dan pemilik dana.
Presiden Bien akan mengeluarkan presidential memorandum untuk melaksanakan PGII di beberapa pilar pokok berikut.
Baca Juga: Heboh! Sudah 2 Hari Marshanda Hilang di Amerika, Sahabat Panik Sampai Minta Tolong Presiden Jokowi
Baca Juga: Puasa Dzulhijjah 2022 Kapan? Ini Jadwal dan Keutamaan Beserta Niat Puasa Jelang Idul Adha 1443 H
Presiden Biden juga akan mengumumkan flagship projects (proyek utama) bersama proyek proyek tambahan.
USAID akan menginvestasikan 40 juta dolar di Asia Tenggara untuk program Smart Power Program untuk menguraikan karbon dan menguatkan power sistem kawasan ini denagn meningkatkan perdagangan energi regional, mempercepat penyebaran teknologi energi bersih, dan mendorong pemimpin sektor swasta dan mitra pembangunan utama di dalam prioritas bersama.
Program ini diharapkan akan memobilisasikan dana sebesar 2 milyar dolar dari bantuan pemerintah Amerika Serikat, peningkatan perdagangan enerji regional sebesar 5 persen, dan akibat dari pembangunan enerji 2 gigawatt.
Baca Juga: Putri Delina dan Jeffry Reksa Diisukan Putus, Apa Penyebabnya?
Perusahaan telekomunikasi As SubCom (Eatontown, NJ), menganugerahkan kontrak 600 juta dolar untuk membangun kabel bawah laut Asia tenggara-Timur tengah-Eropa Barat yang akan menghubungkan Singapura dengan Prancis melalui Mesir dan Tanduk Afrika.
Kabel bawah laut akan terentang sepanjang 17,000 km dan menguhungkan negara negara tersebut melalui konektivitas yang berkecepatan tinggi dan handal.
Pemerintah AS, termauk melalui Kemenlu As, Commerce’s Advocacy Center, EXIM, dan the U.S. Trade and Development Agency’s (USTDA) berkomitmen hampir 4 juta dolar lagi untuk pengembangan kapasitas untuk mendukung lima negara memakai teknologi SubCom.
Ini secara kolektif membantu mengamankan konstruksi dan penyebaran fiber optik bawah laut untuk SubCom.
Itulah perkembangan terakhir di forum G7 tentang Partnership for Global Infrastructure and Investment.***
Joe Biden dan Pemimpin G7 mengumumkan program baru bernama Partnership for Global Infrastructure and Investment
by Inung R Sulistyo