BERITASUKOHARJO.com - Di saat banyak negara-negara di dunia yang secara perlahan sudah mulai 'berdamai' dan terbebas dari Covid-19, tidak demikian dengan Korea Utara.
Korea Utara justru baru mulai diterpa badai Covid-19, padahal seperti dikutip US News, sampai pertengahan Desember 2021 Korea Utara masih masuk dalam daftar 12 negara dengan nol kasus.
Dengan populasi 25 juta, pencegahan yang dilakukan Korea Utara selama ini meliputi penguncian ketat dan menutup semua perbatasan agar virus Covid-19 tidak sampai masuk negara mereka.
Baca Juga: Lirik Lagu Bingung - Iksan Skuter, Tentang Susahnya Menjadi Manusia yang Manusia
Namun pada akhirnya Korea Utara harus kebobolan juga. Saat ini negara tertutup dan miskin yang dipimpin oleh Kim Jong-un ini mulai diacak-acak badai Covid-19.
Negara yang baru mengumumkan kasus pertama Covid-19 pada Kamis, 12 Mei 2022 ini mengakui adanya ledakan kasus yang sangat tinggi.
Dalam laporan kantor berita KCNA, Minggu, 15 Mei 2022, Korea Utara melaporkan total 42 orang telah meninggal di negara itu akibat Covid.
Pyongyang juga menemukan 300 ribu orang yang tiba-tiba sakit demam dan 820 ribu orang yang dicurigai sebagai suspek Covid-19.
Baca Juga: Lirik Lagu Ajarkan Aku - Arvian Dwi, Belajar untuk Melupakan Orang yang Kita Cintai
Hingga Minggu, 15 Mei 2022, Korut telah memasuki hari kempat lockdown secara nasional dengan maksud menghentikan laju wabah Covid-19
Dikhawatirkan virus Covid-19 ini bisa menghancurkan negara dengan sistem kesehatan yang serba kekurangan.
Korut juga hanya memiliki kemampuan pengujian yang terbatas dan tak juga memiliki program vaksin untuk rakyatnya.
Meskipun begitu kantor berita KCNA mengatakan bahwa Korut akan mengambil "langkah-langkah darurat cepat" untuk mengendalikan epidemi.
Baca Juga: Lirik Lagu Camelia 2 Ciptaan Ebiet G Ade, Lanjutan Lagu Camelia 1 yang Menyentuh
Namun nyatanya tidak ada tanda bahwa Pyongyang akan bergerak untuk menerima tawaran vaksin internasional.
"Semua provinsi, kota, dan kabupaten di negara ini telah dikunci total, dan unit kerja, unit produksi, dan unit perumahan ditutup bagi satu sama lain sejak pagi 12 Mei dan pemeriksaan ketat dan intensif terhadap semua orang sedang dilakukan," keterangan KCNA pada Minggu.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebelumnya mengatakan bahwa penyebaran Covid-19 telah mendorong negaranya ke dalam "kekacauan besar".
Dia pun menyerukan perlawanan habis-habisan untuk mengatasi wabah tersebut.
Meskipun Korut berada dalam situasi lockdown, Kim dan pejabat senior lainnya pada Sabtu, 14 Mei 2022 masih menghadiri upacara pemakaman.
Kim menghadiri pemakaman Yang Hyong Sop, yakni mantan kepala negara de facto selama pemerintahan ayah Kim, Kim Jong Il, seperti diberitakan KCNA.
Saat ini otoritas kesehatan Korut mendirikan lebih banyak pos pencegahan epidemi dan segera mengangkut pasokan medis ke rumah sakit dan klinik.
Sementara itu para pejabat senior ikut menyumbangkan obat-obatan cadangan.
Baca Juga: Lirik Lagu Home - Michael Buble, Bikin Kamu Kangen pada Kehangatan Rumah
"Sebagian besar kematian disebabkan oleh orang-orang yang ceroboh dalam meminum obat karena minimnya pengetahuan dan wawasan tentang penyakit infeksi virus corona varian Omicron siluman, dan tentang metode pengobatannya yang benar," jelas KCNA
Korea Utara tampaknya tidak memiliki kapasitas untuk menguji puluhan ribu pasien bergejala saat ini.
Korea Utara secara keseluruhan melaporkan 820.620 kasus suspect Covid-19, dan 324.550 orang masih dalam perawatan medis.
Baca Juga: Lirik lagu Kita Pasti Tua - Fourtwnty, Ketika Masa Tua Datang Tanpa Terasa
Pemerintah Korea Utara beberapa hari sebelumnya masih mengklaim bahwa tidak ada kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi di negara mereka.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Korut merupakan satu dari hanya dua negara di dunia yang belum memulai kampanye vaksinasi Covid.
Penguncian yang diberlakukan oleh Korut telah menimbulkan kekhawatiran dari sejumlah organisasi bantuan kemanusiaan tentang kekurangan makanan dan kesulitan lainnya. ***
Korea Utara saat ini dilaporkan sedang dihantam badai Covid-19 setelah sekian lama bertahan sebagai negara yang zero kasus Covid-19.
by Inung R Sulistyo