Demi Cegah Pernikahan Dini di SMP, Disdik Mataram Buka Seksi Kewanitaan, Begini Tanggung Jawabnya

Disdik Kota Mataram membentuk seksi kewanitaan di setiap sekolah tingkat SMP untuk mencegah pernikahan dini.

by Inung R Sulistyo

BERITASUKOHARJO.com - Demi mencegah terjadinya pernikahan dini di SMP, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akhirnya mengambil langkah tegas.

Langkah tegas tersebut berupa dibuatnya seksi kewanitaan di setiap sekolah tingkat SMP/sederajat.

Adapun hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, yakni H Lalu Fatwir Uzali.

Menurutnya, seksi kewanitaan ke depannya akan bertanggung jawab dalam membuat kegiatan tertentu secara berkala.

Baca Juga: Menstrual Cup: Kelebihan dan Kekurangannya

"Seksi kewanitaan ini bertanggung jawab membuat kegiatan secara berkala dengan anak-anak terkait upaya pencegahan pernikahan dini," ujarnya

Fatwir mengatakan hal itu sebagai tanggapan atas banyaknya pernikahan dini yang terjadi di kalangan pelajar.

Pernikahan dini di kalangan pelajar tersebut katanya biasanya banyak terjadi setelah libur panjang Idul Fitri, seperti di kabupaten/kota lainnya di daerah setempat.

Kendati demikian, ia mengaku pihaknya belum menerima soal laporan dari kepala sekolah terkait adanya siswa yang menikah.

Baca Juga: Half Time, Timnas Indonesia Sementara Unggul Atas Timor Leste

Selain itu, menurut Fatwir, ia merasa bersyukur lantaran dalam dua tahun belakangan, pernikahan dini pelajar sebenarnya hampir tidak ada, padahal sebelumnya banyak.

"Sejauh ini, kami belum terima laporan dari kepala sekolah kalau ada siswanya yang nikah," ujarnya.

"Alhamdulillah, dalam dua tahun ini kasus pernikahan dini pelajar tidak ada."

Namun, untuk mencegah hal tersebut terjadi, seksi kewanitaan pun dibuat di masing-masing sekolah tingkat SMP.

Baca Juga: Raih Penghargaan Tertinggi Order of the Rising Sun dari Kaisar Jepang, Begini Kata JK

Seksi kewanitaan tersebut ke depannya bekerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk  memberikan edukasi terkait kesehatan remaja, reproduksi, dan lainnya.

Tidak sampai di situ, kepala sekolah juga bekerja dengan jajaran puskesmas yang lokasinya terdekat dari lingkungan sekolah.

Nantinya, kerja sama antara puskesmas itu pun berbentuk sebuah edukasi berupa materi serupa agar pelajar bisa disibukkan dengan berbagai kegiatan positif.

"Jangan sampai anak-anak terlena dengan teman dekatnya sehingga memicu anak menikah dini," kata Fatwir. ***

Author : Inung R Sulistyo

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Excepturi doloribus unde molestias laborum delectus adipisci, eos repellat in debitis cum impedit numquam, architecto, facilis.