Terkenal Wingit dan Angker, Konon Begini Syarat Khusus Tirakat Di Area Wingit Pesanggrahan Untoroyono

Keinginan petirakat disana memang lain-lain, bagi kaum muda harapannya supaya bisa lulus dan diterima menjadi mahasiswa di perguruan tinggi

by Bramantyo

SUKOHARJOUPDATE – Prosesi ritual tirakat di Candi Untoroyono yang dikenal wingit sebagai petilasan pertapaan Ajisaka yang angker ini, membuat tidak setiap orang bisa berbuat sembarangan.

Tetapi ada syarat khusus yang harus dilakukan, karena di area ini bagi sebagian orang dianggap suci, sehingga orang yang mau masuk candi harus terlebih dulu bersuci dengan cara membasuh wajah, tangan dan kaki dimulai dari sebelah kanan.

Selanjutnya, mengenakan kain (jarit) bagi kaum perempuan dan memakai sarung bagi kaum laki-laki dengan ukuran sebatas lutut, baju yang dikenakan ditempeli kertas yang bertuliskan namanya dengan Huruf Jawa dan bagi yang tidak bisa menulis jawa, bisa pandu oleh anak buah Suhardi, penunggu candi tersebut.

Baca Juga: Tabir Misteri Penemuan Mayat Perempuan Kali Bolong Mulai Terungkap, Hasil Otopsi Mayat Ada Luka di Kepala

“Karena masing-masing orang tujuannya berbeda-beda, maka sebelum melakukan ritual bisa dihafalkan atau ditulis dalam secarik kertas untuk dibacakan pada saat umbul donga atau memanjatkan doa” kata Suhardi.

Keinginan petirakat disana memang lain-lain, bagi kaum muda harapannya supaya bisa lulus dan diterima menjadi mahasiswa di perguruan tinggi sesuai harapannya, ingin segera mendapatkan pekerjaan, berharap jadi caleg, bupati, walikota, gubernur yang intinya ingin menaikkan derajat dan pangkatnya untuk masa depan.

Kemudian dipandu oleh petugas untuk laku dodok (berjalan sambil bersimpuh) tanpa alas kaki, menuju Gapura (regol) area pertapaan. Semua itu dilakukan agar mereka mendapatkan keselamatan, lepas dari gangguan gaib juga terlealisasi cita-citanya.

Baca Juga: Pendaki asal Tangerang Rombongan Jamaah Spiritual Asal Salatiga Meninggal di Gunung Lawu

Sesampai di depan pertapaan, para pelaku ritual supaya menaruh kertas yang sudah beruliskan tadi diatas piring plastik berisi bunga setaman.

Disana mereka duduk bersila menengadahkan tangan keatas (layaknya orang berdoa) untuk menyampaikan apa yang diinginkan tadi kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan harapan masing-masing.

Jika ada yang lupa atau tidak hafal bisa membaca lewat kertas yang ada diatas piring yang berisi bunga setamannya. Memang sebaiknya doa yang bermakna harapan itu, sebelumnya dihafalkan terlebih dulu, supaya nantinya lancer ketikan menyampaikan doanya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Cukur Gundul, Semangati Anak - Anak Penyintas Kanker, Begini Penampakannya

”Semua ini sebagai upaya untuk menjalankan sopan santun dan budi pekerti di tempat leluhur yang dikeramatkan” jelas Suhardi. ***

Author : Bramantyo

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Excepturi doloribus unde molestias laborum delectus adipisci, eos repellat in debitis cum impedit numquam, architecto, facilis.