SUKOHARJOUPDATE - Gunung Lawu salah satu gunung yang dikeramatkan bagi sebagian masyarakat Jawa. Gunung yang memiliki ketinggian 2.275 mdpl ini terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur serta memisahkan tiga Kabupaten.
Diantaranya, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Ngawi dan Magetan Jawa Timur. Dibandingkan gunung lainnya, gunung yang semula bernama Wukir Mahendra ini memiliki tiga puncak, yaitu, puncak Hargodalem, Hargo Dumiling dan puncak tertinggi yaitu Hargo Dumilah.
Setiap puncak memiliki misteri tersendiri. Selain memiliki tiga puncak, Gunung Lawu, juga memiliki lima pos jalur pendakian. Kelima pos pendakian itu adalah Cemorokandang, Cemorosewu, Candi Cetho, Jogorogo dan Singolangu.
Banyak misteri yang dirasakan para pendaki ke puncak Gunung Lawu. Kali ini kejadian mistis dirasakan tiga pemuda asal Jakarta.
Seperti yang dilihat sukoharjoupdate.com di kanal Youtube Sumur Adi Wijaya, Selasa 1 Februari 2022, diceritakan ketiga pemuda ini berangkat ke Gunung Lawu naik kereta dari Pasar Senin.
Singkat cerita, didalam kereta yang membawa mereka, ketiganya bercerita banyak hal. Mulai masa kuliah hingga pengalaman mendaki.
Karena kecapakan, ketiganya tertidur. Dalam tidur, Ketigannya bermimpi buruk. Andi bermimpi ada sebuah kabut yang mengelilingi Ryan sampai akhirnya Ryan menghilang kedalam kabut.
Ryan pun bermimpi kalau si putra dililit akar pohon yang sangat besar. Dan Putra bermimpi bila di sekujur tubuh Andi dipenuhi dengan lintah.
Meski bermimpi buruk, namun Ketigannya tidak menceritakan mimpi mereka sesampainya di stasiun Solo Jebres.
Baca Juga: Pasca-Ganjar Pranowo Marah-marah Tendang Tembok SMAN 1 Tawangmangu, Ini Kata Ketua DPRD Karanganyar
Setibannya di Solo Jebres, mereka ngopi di warung sambil menunggu mobil carteran mereka tiba. Saat menunggu, Ryan pamit hendak ke kamar kecil.
Saat di kamar kecil, Ryan bertemu dengan seorang nenek yang menawari buah pada Ryan. Karena uang yang dia bawa ditaruh di warung kopi, Ryan menolak buah yang ditawarkan padanya.
Nenek penjual itu tersenyum. Dan sebelum pergi nenek itu mengatakan sesuatu pada Ryan. "Awakmu bakal jemput salak Iki" dan kemudian nenek itu menghilang.
Ryan tidak begitu memperdulikan ucapan nenek tersebut. Karena dia menganggap nenek itu pedagang yang biasa berjualan di stasiun Solo Jebres. Ryanpun kembali ke warung dimana mereka menunggu mobil carteran.
Tak lama kemudian mobil carteran tiba dan mereka berangkat ke jalur pendakian Gunung Lawu melalui candi Cetho.
Setibannya di candi Cetho, mereka tidak langsung berangkat. Melainkan tidur terlebih dahulu. Baru jam 14.00 mereka pun berangkat.
Perjalanan mereka mulai dari Candi Cetho, Candi Kethek, pos 1, Pos 2, dan sampailah mereka di pos 3. Di pos 3, mereka bertemu dengan pendaki lain yang tengah bermalam. Sambil menyeduh kopi yang airnya diambil dari sebuah paralon, Ryan melihat di rombongan pendaki itu lagi makan buah.
Saat melihat pendaki makan buah Ryan berucap "nyesel aku tadi tidak beli buah" ucapnya. Mendengar ucapan Ryan, kedua temannya meminta dia tidak memikirkan buah dan fokus pada jalur pendakian.
Setelah cukup beristirahat dan sholat Maghrib, mereka pun berjalan menuju dan pos 4 dan akhirnya jam 21.00 WIB mereka tiba di pos 5 yang biasa disebut bulak peperangan. Bulak peperangan ini merupakan area padang rumput yang luas.
Baca Juga: Pesawat Sky Ranger FASI Alami Kecelakaan, Jatuh Setelah Menabrak Pohon di Perkemahan Cibubur
Disini Adi bertema hendak mendirikan tenda dimana. Kemudian Ryan menjawab untuk bermalam di bupakan menjangan karena di bulak peperangan sangat sepi dan jarang ada pendaki yang bermalam disitu.
Akhirnya sebelum beranjak mereka sholat isya terlebih dahulu. Namun Ryan menolak dan lebih memolih ngopi sambil merokok.
Usai sholat, keduanya kaget melihat Ryan memegang buah salak. Kemudian mereka bertanya dari mana salak itu didapat.
Baca Juga: Membangkang, Pelaku Usaha Robot Trading Jakarta Kembali di Segel Kemendag dan Mabes Polri
Ryan menjawab kalau salah itu didapat daei rombongan yang mereka temui. Namun Adi dan Putra tidak percaya sama ucapan Ryan.
Akhirnya perdebatan buah salak yang didapat Ryan tidak mereka teruskan. Ketigannya melanjutkan kembali perjalanan menuju Bupakan Menjangan. Setibannya di Bupakan menjangan, mereka pun segera mendirikan tenda.
Kebetulan di lokasi itu ada empat tenda milik pendaki. Setelah tenda selesai, mereka pun langsung memilih untuk beristirahat. Tepat jam 23.00 WIB, Ryan terbangun karena mendengar suara ribut diluar tenda.
Baca Juga: Bernuansa Imlek, Polda Jateng Gelar Vaksinasi Booster Di Kelenteng Tay Kak Sie
Ryan berpikiran apakah ada tim rescue yang tengah mengevakuasi pendaki melintas. Ryan berusaha membangunkan kedua temannya. Namun kedua rekannya itu tidak bangun.
Karena penasaran, Ryan keluar tenda. Saat keluar tenda, Ryan melihat ada api unggun dan orang lalu lalang. Setelaj diperhatikan seperti pasar dengan berbagai macam dagangan. Dan disaat itu Ryan bertemu dengan salah satu pedagang yang menawarkan buah padanya di stasiun.
Dan nenek itu memberikan salak pada Ryan. Saat memberi salak, nenek itu berkata kembali seperti yang diucapkan di stasiun.
Saat salak yang diterima hendak di makan, tiba-tiba api itu mati dan berganti menjadi obor yang sangat banyak. Dan saat itu juga, para pedagang menatap tajam ke arah Ryan.
Karena takut, Ryan buang itu salak dan berjalan mundur ke tenda. Saat hendak sampai di tenda, tiba-tiba wajah pedagang itu berubah menyeramkan. Ada yang lidahnya panjang, matanya melotot dan ada yang menenteng kepala.(bersambung) ***
Pendaki asal Jakarta ini mengaku ditarik masuk kedalam pasar setan saat dia naik ke puncak Gunung Lawu di pasar setan alami menueramkan
by Dita Arnanta