SUKOHARJOUPDATE- Bertujuan membantu eks napiter kembali hidup normal di tengah masyarakat dengan sejumlah program peningkatan kesejahteraan, Yayasan Gema Salam Solo menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di rumah dinas Walikota Solo, Loji Gandrung.
Diikuti sebanyak 35 eks napiter dan keluarganya, sosialisasi yang digelar pada Rabu 29 Desember 2021 ini, juga melibatkan peran serta Pemkot Solo melalui Kesbangpol dan Dinas Sosial (Dinsos).
"Yayasan Gema Salam sudah berdiri sejak 2018 lalu, memang kami mewadahi eks napiter namun untuk keanggotaan tidak harus dari napiter. Namun utamanya yayasan ini ada untuk mereka,"kata Pembina Yayasan Gema Salam, Awod.
Menurutnya, sampai saat ini masih banyak eks napiter yang belum mengetahui keberadaan Yayasan Gema Salam. Data awal di wilayah Jateng ada 490 napiter dan Soloraya sendiri ada 376 orang.
"Tahun depan kami akan melakukan pendataan, kalau bisa mereka kami rangkul melalui silaturahmi dan komunikasi, targetnya bukan hanya eks napiter tapi juga masyarakat yang rentan terpapar tindak teroris." tegas Awod.
Yayasan Gema Salam bergerak dibidang sosial kemasyarakatan dan perekonomian. Para anggota, khususnya eks napiter akan mendapat bimbingan dalam proses admistrasi kependudukan, pelatihan perekonomian termasuk penyaluran bantuan dari pemerintah.
Baca Juga: Harta Bertambah Karna Zakat, Kok Bisa?
Kepala Kesbangpol Solo Indradi AP, dan perwakilan pejabat Dinsos Solo, dalam kesempatan ini juga menyampaikan informasi dan paparan sejumlah program untuk anggota Yayasan Gema Salam.
Dari seluruh rangkaian kegiatan tersebut, seluruh peserta sosialisasi mendapatkan buku mengenai Yayasan Gema Salam, buku empat pilar kebangsaan dan buku wawasan kebangsaan.
Salah satu peserta sosialisasi, Sumarno alias Abu Akas (48), Eks napiter warga Pedan Klaten, mengaku senang bisa bergabung dengan Yayasan Gema Salam.
Baca Juga: Vaksin Drive Thru Sasar Pelaku Perjalanan, Polres Sukoharjo Bidik Anak Usia 6-11 Tahun
"Manfaatnya besar sekali karena saya dibantu dalam mengurus administrasi pemerintahan, yayasan juga mengusahakan bantuan perekonomian," kata pria yang pernah telibat jaringan pelaku bom Candi Resto Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, 2016 silam ini.
Ia kini mengaku telah hidup normal dengan berjualan gado gado. Sebelumnya, ia memiliki usaha mebel hingga terpapar teroris masuk jaringan ISIS karena pengaruh media sosial (medsos).
"Saya korban medsos, sekarang saya sudah hidup normal. Saya pesankan pada masyarakat agar hati hati dalam menyikapi berita atau ajakan di medsos," tandasnya.***
Yayasan Gema Salam Solo membantu eks napiter dengan sejumlah program untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian
by Nanang Sapto Nugroho