SUKOHARJOUPDATE - Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus kembangkan desa wisata. Pastinya desa wisata ini lebih mengedepankan budaya, alam, dan keunikan dari setiap daerah sebagai daya tarik wisatawan.
Ada beberapa desa wisata di Indonesia yang mendapatkan penghargaan tidak hanya dari pemerintah Indonesia namun dunia Internasional. Beberapa diantaranya adalah:
1. Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul
Desa Wisata Nglanggeran Gunungkidul ini masuk dalam kawasan Geosite Gunung Sewu. Kerennya lagi desa wisata tersebut masuk dalam UNESCO Global Geopark.
Selain itu Desa Wisata Nglanggeran juga meraih penghargaan ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award 2017. Kemudian penghargaan ASEAN Sustainable Tourism Award 2018 dan Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan oleh Kemenparekraf di awal Maret 2021.
Disini, wisatawan bisa menyaksikan indahnya sunrise di Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran. Untuk mendapatkan sport terbaik wisatawan harus mendaki hingga di ketinggian 700 mdpl di Puncak gunung api purba Nglanggeran.
Baca Juga: Pakai Dress Hijau Bikin Seksi, Pose Tante Ernie Bikin Netizan Kaga Fokus: Makin Tua Makin Jadi
Namun jangan khawatir, perjuangan tersebut tidak mengkhianati hasil. Pemandangan Indah laksana negeri di atas awan sudah menyambut di depan mata.
Selai sunset asa juga air terjun Kedung Kandang. Dimana air terjun tersebut mengalir dari susunan batuan vulkanik bertingkat yang berada di tengah terasering sawah. Saat musim hujan, kondisi air penuh dan terlihat keindahannya. Karena di musim kemarau debit air berkurang jauh.
2. Desa Wisata Panglipuran Bali
Desa Wisata Penglipuran ini dikenal banyak wisatawan baik dalam dan luar negeri. Desa wisata ini juga pernah dinobatkan sebagai desa terbersih peringkat ke-3 di dunia.
Pada tahun 1995, desa Panglipuran mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Pemerintah atas usahanya melindungi Hutan Bambu di ekosistem lokal mereka. Hasilnya hingga saat ini hutan bambu tersebut masih dipertahankan dan menjadi spot foto menarik dan sayang untuk dilewatkan.
Desa ini juga masih mempertahankan ajaran leluhur, yakni Tri Hita Karana.
Yakni konsep keharmonisan atau keseimbangan antara Tuhan, manusia, dan lingkungan. Tak heran di ada 3 pura di kawasan Desa Wisata Penglipuran, yaitu Pura Penataran, Pura Dalem, dan Pura Puseh.
Baca Juga: Muncul ke Publik, Pria Ini Mengaku Kekasih Nike Ardila, Ungkap Pesan Terakhir Almarhum
Ada kuliner khas di sini, yakni loloh cemcem dan tipat cantok. Loloh cemcem merupakan minuman tradisional khas Desa Wisata Penglipuran berwarna hijau yang terbuat dari berbagai daun herbal dan rempah-rempah.
Sedangkan tipat cantok adalah makanan berbahan ketupat dan berbagai sayuran yang direbus ditambah dengan saus kacang. Hampir mirip lotek yang dikenal di Jawa Tengah.
3. Desa Tenganan Pegringsingan Bali
Terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, desa wisata ini terjaga sejak zaman sebelum Kerajaan Majapahit ada. Terlihat dari struktur bangunan seperti balai pertemuan, pura, termasuk adat tradisi masih dipertahankan hingga saat ini. Tak heran jika desa ini dijuluki juga Desa Bali Aga atau Desa Bali Mula.
Disini juga terkenal dengan kerajinan kain gringsingnya, yaitu kain tenun khas Bali yang hanya ada di desa ini.
Masyarakat juga memiliki tradisi Mekare-kare atau Perang Pandan.Dilakukan oleh para pemuda desa yang akan saling bertarung menggunakan daun pandan berduri dan tameng dari anyaman rotan.
Dilaksanakan saat puncak upacara adat desa atau Usaba Sambah yang dilaksanakan setahun sekali. Tradisi Mekare-kare/Mageret Pandan bertujuan untuk melatih mental dan fisik para pemuda.***
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus kembangkan desa wisata.
by Dita Arnanta