SUKOHARJOUPDATE- Aksi premanisme terjadi di depan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jateng. Kejadian itu, viral di media sosial (medsos).

Dari informasi yang dibagikan akun medsos bernama Iman pada, Sabtu 25 Desember 2021 menyebutkan, aksi premanisme berupa pemalakan dan pemukulan menimpa seorang pria penjaga keamanan warung Pabelan Food Truck.

Diduga saat melakukan aksi, pelaku dalam keadaan mabuk. Akibat pemukulan tiba -tiba itu, korban yang disebutkan bernama Ambon mengalami luka -luka dibagian wajah.

Baca Juga: Takut Divaksin Nekat Bepergian, Seorang Warga Nganjuk Terjaring Operasi Pospam Nataru Polres Sukoharjo

"Aksi preman di wilayah UMS sering terjadi ga pernah yang namanya ditangkap. Sering malakin penjual-penjual pinggir jalan dan bikin resah," tulis akun tersebut.

Kemarin, Jum'at ( 24 Desember 2021) sore lanjutnya, terjadi pemukulan tiba-tiba sambil mabuk kepada seorang penjaga warung Pabelan Food Truck depan kampus UMS.

"Setelah mukul malah ngancam mau buntungin kakinya kalau lapor polisi, yang penjaga (warung) mas Ambon ketakutan," terangnya.

Baca Juga: Sinopsis Film Ready Player One Tayang Malam Ini, Kisah Fantasi Permainan Dunia Maya Tahun 2045

Atas kejadian itu, korban sudah melapor ke polisi namun belum melakukan visum karena alasan tidak memilki biaya. Yang disampaikan hanya bukti diri dengan wajah lebam dan saksi.

Kapolsek Kartasura Polres Sukoharjo AKP Mulyanta, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian penganiayaan yang diduga merupakan aksi premanisme itu.

"Kami langsung mencari pelaku, saat ini sedang dilakukan pengejaran. Pelaku dua orang, identitasnya sudah kami ketahui. Mohon dukungannya agar segera tertangkap," tegas Kapolsek.

Baca Juga: Terus Dorong Masyarakat Gemar Makan Ikan, Bupati Sukoharjo Tebar Bibit Nila di Sungai

Selain melakukan pengejaran terhadap pelaku, Kapolsek juga bakal melakukan serangkaian tindakan untuk mencegah aksi serupa berulang.

"Kami tingkatkan patroli dan penjagaan di lokasi rawan aksi premanisme baik terbuka maupun tertutup. Pelibatan potensi masyarakat untuk sama-sama menjaga kondusivitas," tandas Mulyanta.***