SUKOHARJOUPDATE - Menjelang Natal, berbagai kesibukan nampak terlihat di berbagai gereja. Begitu pula yang terjadi di Gereja Santa Maria Bunda Kristus, Desa Gadungan, Wedi, Klaten, Jawa Tengah.
Sejak 3 hari yang lalu, beberapa umat membuat kerangka bambu setinggi 7 meter, bentuknya mengerucut. Diameter paling bawah 2,5 meter. Selanjutnya sebanyak 750 sapu lidi terpasang melingkar di kerangka bambu tersebut. Lingkaran paling bawah berisi 65 sapu lidi.
Secara iseng, jumlah lidi dalam satu ikat, dihitung oleh pelaksana pembuatan pohon natal, Ignatius Yunanto, sebanyak 100 sampai 150 batang lidi.
Baca Juga: Upaya Keras Polwan Hilangkan Trauma Warga Terdampak Pasca Erupsi Gunung Semeru
“Tadi iseng-iseng saya hitung, jumlahnya ada yang 100 batang, ada yang 150 batang,” kata Yunanto, saat ditemui wartawan, Sabtu 18 Desember 2021.
Tim Kerja Kreatif Paroki Santa Maria Bunda Kristus, Antonius Supriyadi mengatakan, sapu lidi ini mempunyai simbol agar semua umat semangat untuk bangkit setelah terpuruk dalam pandemi yang panjang.
“Pohon natal yang kami buat dari sapu lidi ini, untuk mengingatkan umat semua agar tetap kompak dan semangat bangkit dari pandemi. Hidup harus dilanjutkan dengan baik, tidak terpuruk terus. Saat inilah momen yang tepat untuk segera bangkit,” jelas Antonius.
Baca Juga: Gaya Ganjar Pranowo Saat Jajal Mobil Listrik Buatan Mahasiswa UGM
Romo Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi, selaku Pastor gereja setempat mengungkapkan makna dibuatnya pohon natal dari sapu lidi ini.
“Setiap tahun, pohon natal yang kami buat selalu berganti-ganti. Kali ini dengan sapu lidi, yang diharapkan dengan bersatu akan menjadi indah dan lebih baik,” ujar Romo Aloysius.
Sapu lidi adalah alat untuk menyapu tempat yang kotor. Agar bisa bersih, tambah Romo Aloysius, batang lidi harus kompak dan bersatu. Caranya harus diikat.
Batang lidi, tambah umat yang lain, adalah semua umat yang ada, sedang seorang Pastor sebagai pengikatnya.
Baca Juga: Buka Diklatsus Wawasan Kebangsaan, Dandim Sukoharjo Ajak Anak Muda Sadar Bela Negara
Dengan begitu diharapkan, umat harus membangun kembali kehidupannya serta membangun kesejahteraan sosialnya.
Selaras dengan thema natal tahun ini yaitu membangun persaudaraan. Sehingga makna sapu lidi yang diikat menjadi satu, sangat pas untuk menggambarkan situasi saat ini.
Semua umat harus kompak, bersatu dan tetap semangat untuk bangkit di tengah pandemi.
Baca Juga: Kerahkan Anjing Pelacak, Polres Sukoharjo Gelar Simulasi Pengamanan Gereja Jelang Ibadah Natal
Setelah sapu lidi diatur sedemikian rupa, tim kreatif lalu mengecat warna hijau dan kuning. Paling atas ditambahi salib kayu setinggi 70 centimeter.
“Pemuda dan pemudi di gereja kami mulai hari ini sampai hari Senin besok, sedang melakukan retret. Sepulang dari retret, mereka akan menuliskan doanya. Semuanya akan kita gantung di pohon natal sapu lidi ini sebagai ornament,” tambah Antonius.
Setelah dibuat selama 3 hari, pohon natal ini belum selesai. Masih butuh 2 hari lagi, akan menjadi pohon natal yang indah dan unik.*
Gereja di Wedi Klaten Membuat Pohon Natal Unik dari Ratusan Sapu Lidi Gereja Santa Maria Bunda Kristus, Desa n
by Kinan Riyanto