Kucing Terlantar Meningkat Selama Pandemi di Solo Raya, Rumah Difabel Meong Turun Kejalan Lakukan Penyelamatan

Komunitas pecinta kucing Solo Raya atau Rumah Difabel Meong prihatin selama pandemi jumlah kucing terlantar meningkat

by Nanang Sapto Nugroho

SUKOHARJOUPDATE- Selama masa pandemi Covid-19, populasi kucing di Solo Raya semakin meningkat jumlahnya. Jika dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya, jumlahnya mencapai dua kali lipat.

Akibat melonjaknya populasi itu telah menimbulkan masalah tersendiri, saat ini banyak ditemukan kucing terlantar di sejumlah tempat seperti pasar, kebun kosong, bantaran sungai, pinggir jalan hingga tong sampah.

Founder Rumah Difabel (Rudi) Meong atau komunitas penyelamat kucing, Ning Hening Yulia membenarkan jika jumlah kucing yang dibuang meningkat signifikan selama pandemi.

Baca Juga: Buru Pelaku Pembuang Bayi, Polres Sukoharjo Gandeng Bidan Desa Periksa Data Ibu Hamil

"Mayoritas yang terlantar adalah kucing liar atau kucing kampung. Tak sedikit kondisinya saat ditemukan memprihatinkan, seperti terkena scabies, luka terbuka hingga kelaparan," kata Ning, saat ditemui di Gentan, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 2 Desember 2021.

Untuk menggendalikan populasi kucing agar tidak over populasi, menurutnya harus ada kepedulian bersama dari seluruh lapisan masyarakat.

"Ini memang menjadi tanggung jawab kita bersama. Hal ini yang akan terus kami sampaikan," terang Ning yang juga mengaku sering bekerja sama dengan komunitas lain, seperti Cat Lovers.

Baca Juga: Sinopsis Film The Commuter Tayang Malam Ini, Aksi Liam Neeson Setelah Dipecat Sebagai Anggota Polisi NYPD

Salah satu kepedulian yang dimaksud Ning dan saat ini terus dilakukan sosialisasi adalah memberi makan kucing jalanan secara rutin. Selama pandemi banyak kucing yang kelaparan.

Dengan jumlah anggota hanya 11 orang terdiri 8 perempuan dan 3 laki-laki, Rumah Difabel yang digawangi Ning tak kenal lelah terus melakukan upaya melindungi dan menyelamatkan kucing dari berbagai ancaman, seperti penyiksaan, dan kelaparan.

"Mengingat keterbatasan anggota, kami sementara berkonsentrasi menyelematkan kucing difabel yang terlantar di jalan-jalan," ujar Ning.

Baca Juga: Jamin Pasokan Gas Bumi di Sumatera - Jawa Aman, Subholding Gas Pertamina Sepakati 9 Perjanjian Jual Beli

Menurutnya kucing-kucing tersebut semestinya tidak ditelantarkan begitu saja, setidaknya dapat dihibahkan ke orang yang membutuhkan, ataupun ditempatkan ke penangkaran hewan.

“Kalo menurut saya sih cukup miris ya, kita sebagai makhluk hidup harusnya bisa saling menghargai. Harusnya gak ditelantarkan ada tempat penampungan. Selain itu bisa dikasihkan ke orang yang pingin memelihara,” imbuhnya.

Dari data Rudi Meong, jumlah kucing yang terlantar setiap tahunnya sejak 2019 hingga 2021 mengalami peningkatan. Semula pada 2019 sekira 700 ekor. Kini 2021 melonjak 1.200 ekor.***

 

Author : Nanang Sapto Nugroho

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Excepturi doloribus unde molestias laborum delectus adipisci, eos repellat in debitis cum impedit numquam, architecto, facilis.