SUKOHARJOUPDATE- Setelah beberapa lama tiada kabar berita seiring pandemi yang melanda, kini kasus sengketa lahan Sriwedari yang berada di Jalan Slamet Riyadi Solo kembali mengemuka.
Salah satu ahli waris Wiryodiningrat, Joko Pikukuh Gunadi kembali menyuarakan desakan agar Pemkot Solo meskipun mengantongi Sertifikat Hak Pakai (SHP) segera mengosongkan lahan.
Gunadi, pada Jum'at 19 November 2021 mengaku, desakan itu dilontarkan lantaran pihaknya telah mengantongi surat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum final mengikat atau inkracht.
Baca Juga: Dihadiri Undangan Terbatas, 12 Finalis Idola Greget Soloraya 2021 Tampil Diiringi Orkestra
Atas desakan itu, tokoh pemerhati seni dan budaya yang juga memiliki ikatan sejarah dengan keberadaan Sriwedari, BRM Kusumo Putro, menyatakan mendukung Pemkot Solo tetap mengelola lahan tersebut.
"Sriwedari selama ini sudah menjadi bagian dari masyarakat Kota Solo, tempat itu sudah seperti jantungnya kota. Kalau itu hilang maka fatal akibatnya," kata Kusumo, Minggu 21 November 2021.
Sriwedari menurut Kusumo, tidak hanya terkenal dengan stadion tempat PON pertama kali diselenggarakan. Tapi juga dikenal sebagai tempat wisata rakyat sekaligus tempat pelaku UMKM mencari nafkah.
Baca Juga: Sinopsis Batman Forever Tayang Malam Ini, Kembali Beraksi Melawan Dua Penjahat Gila
"Ada gedung wayang orang, museum radya pustaka, museum keris, segaran peninggalan Paku Buwono (PB) X, pasar buku bekas, dan sentra usaha pigura. Kalau Sriwedari tidak dikelola Pemkot Solo, bagaimana nasib mereka nanti," ucapnya.
Kusumo yang juga menjadi pembina Forum Komunitas Sriwedari (Foksri) ini menyakini, Sriwedari sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Kota Solo dan Keraton Solo.
"Sriwedari itu sudah menjadi milik publik. Dan sampai kapanpun, saya tetap berharap tempat itu bisa diakses publik dibawah pengelolaan Pemkot Solo," tegasnya.
Baca Juga: Sukses Gelar Refleksi Milad 109 Muhammadiyah PWM Jateng, UMS Optimis Sambut Muktamar ke 48
Kusumo berharap, Sriwedari jangan sampai dikuasai oleh pihak -pihak tertentu yang bertujuan komersil. Jika itu terjadi, maka roh Kota Solo sebagai kota seni dan budaya akan hilang.
"Saya berharap kepada Pemkot Solo tetap mempertahankan Sriwedari dan menata ulang agar bisa menjadi kawasan pusat seni dan budaya kebanggaan warga kota," ujarnya.
Disisi lain, Kusumo juga berencana membuat jajak pendapat atau polling terbuka tekait pilihan masyarakat terhadap pengelolaan dan status kepemilikan lahan Sriwedari.
Baca Juga: MUI Didesak Bubar, Mahfud MD Beri Tanggapan Menohok: Itu Semua Khayalan Bersumber Provokasi
"Kami akan buat polling sederhana, kira -kira masyarakat itu mendukung Sriwedari dikelola Pemkot Solo atau jadi tempat komersil yang dimiliki swasta. Polling ini sebagai bentuk dukungan ke Pemkot Solo," tandasnya.***
Khawatir Sriwedari jadi lahan komersil, Pembina Foksri mendukung upaya Pemkot Solo mengambil alih untuk tetap menjadi kawasan publik
by Nanang Sapto Nugroho