SUKOHARJOUPDATE- Pendiri yang juga Ketua Umum Perkumpulan Budaya Nusantara Rasa Wening (PBN RW) Sukoharjo, Sumarsoni, menyatakan keprihatinannya atas makin tergerusnya budaya nusantara akibat gempuran arus modernisasi serta minimnya peran tokoh masyarakat terhadap pelestarian budaya.
"Mestinya orang -orang yang memiliki garis keturunan, atau trah raja, ratu, sultan, resi, pujangga, aulia, atau apapun, ikut andil mempertahankan nilai - nilai luhur budaya peninggalan nenek moyang. Misalnya tentang NKRI, jangan hanya bicara sebatas pada slogan," kata Sumarsoni, Selasa 16 November 2021.
Dalam kondisi saat ini yang dibutuhkan adalah sikap dan teladan, atau kiprah dari kelompok - kelompok masyarakat yang mengklaim sebagai kelompok pelestari budaya, untuk bersatu mengembalikan jati diri budaya nusantara.
Baca Juga: MATAKIN Apresiasi Hubungan Harmonis Umat Budha dan Konghucu di TITD Kwan Sing Bio Tuban
"Jadi jangan saling menjatuhkan dengan menyatakan diri sebagai kelompok pelestari budaya yang paling baik, atau kalau menyampaikan pendapat kemudian tidak mau mengakui pendapat yang lain. Ini menurut saya nggak boleh begitu," ucapnya.
Menurutnya, dulu para leluhur hingga tokoh pendiri bangsa sangat anti dengan budaya asing yang bertolak belakang dengan segala bentuknya yang tidak sesuai dengan budaya asli nusantara.
"Gajah Mada itu anti asing, Soekarno juga anti asing, bahkan Pak Harto (Presiden Soeharto-Red) juga membatasi masuknya pengaruh asing. Namun dengan lebarnya pintu masuk sekarang, akhirnya para pecinta budaya mengalami kegalauan," paparnya.
Baca Juga: Sinopsis Film The Hurricane Heist Tayang Malam Ini, Aksi Perampokan Saat Badai Besar Datang
Masuknya budaya asing dengan segala bentuknya tersebut, oleh Sumarsoni dikhawatirkan akan membuat generasi muda tidak mengenal jati diri bangsanya sendiri yang sebenarnya sangat kaya dengan keragaman seni dan tradisi.
"Budi pekerti itu sejak dulu sudah ada, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika itu juga sudah ada sejak jaman dulu. Tetapi yang terjadi sekarang ini sepertinya hanya slogan. Berbicara tentang Kebhinnekaan tapi prakteknya malah dilanggar sendiri," ujarnya.
Sebagai upaya untuk menggugah kesadaran kolektif, Sumarsoni melalui PBN RW menggagas untuk membuat sebuah forum pembela pelestari budaya secara berkesinambungan dengan melibatkan tokoh pemerhati budaya, trah keturunan raja, ratu, sultan, resi, pujangga, hingga ulama.
Baca Juga: Operasi Zebra Candi 2021 di Sukoharjo, Cek Apa Saja Yang Dibidik Polisi
"Melalui forum itu, kami berharap ada kesamaan visi dan misi mengembalikan budaya nusantara agar anak - anak muda sekarang tidak tersesat mengagung-agungkan budaya asing," tandasnya.***
Tokoh masyarakat yang juga pelaku budaya dari Sukoharjo, Sumarsoni , prihatin dengan kondisi budaya nusantara
by Nanang Sapto Nugroho