Peringati Sumpah Pemuda, Sanggar Lima Benua Klaten Pamerkan 93 Karya Seni Instalasi

Berbagai cara dilakukan para seniman untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.

by Kinan Riyanto

 

SUKOHARJOUPDATE - Berbagai cara dilakukan para seniman untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.

Sanggar Lima Benua yang berada di Desa Belangwetan, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah mengadakan pameran seni instalasi.

Menurut pemrakarsa, Temanku Lima Benua, pameran karya instalasi ini melibatkan 7 orang seniman dari Klaten. Karya yang ditampilkan sebanyak 93 buah, semua bahannya berasal dari besi rongsokan. Mereka menghabiskan bahan besi sebanyak 1,5 ton.

Baca Juga: Ratusan Kendaraan Dinas Operasional Dicek Kapolres Klaten

''Pameran kami ini terinspirasi dari dosen jurusan saya Pak Profesor Dwi Maryanto. Beliau menulis buku berjudul: Seni dan Daya Hidup. Salah satu babnya berisi eco art dan intermental art,'' jelas Lima Benua, Rabu 27 Oktober 2021.

Lebih lanjut mahasiswi semester 3 di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini menjelaskan bahwa 7 seniman yang terlibat ini sebagai simbol 7 organisasi pemuda kala itu. Waktu itu ada Jong Java, Jong Soematranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Roekoen (pemuda Sunda), Pemoeda Kaoem Betawi, dan lain-lain.

Tujuh seniman yang terlibat dalam pameran ini adalah Syahrul Efendi, Alvian Syahputra, Joko Wiyono, Agung Suryanto, Dedek Fringga, Totok Krebo, dan Temanku Lima Benua.

Baca Juga: Lima Isi Tuntutan Mahasiswa UNS Bubarkan Menwa Menyusul Kematian Gilang Endi Saputra Saat Diksar

Para seniman ini membuat karya seni instalasi sejak 11 Oktober 2021 yang lalu. Dalam satu hari, bisa menghasilkan 7 buah karya. Karya-karyanya mayoritas berbentuk ikan, sebagian ada pohon, bunga, dan lain-lain.

"Karya ini bercerita tentang 3 hal yaitu hewan yang hidup di air yang bersih, hewan yang hidup di udara yang bersih, dan hewan yang hidup di tanah yang subur. Dulu pemuda pada usia 20 sampai 30 tahun sudah berani merancang masa depan Indonesia, kami kaum zilenial ini juga punya cita-cita bagaimana membuat udara dan air di lingkungan kita semakin bersih,'' kata Liben.

Untuk membuat lingkungan bersih, maka barang-barang yang mereka gunakan adalah barang bekas.

Baca Juga: Gilang Endi Mahasiswa UNS Meninggal Saat Diklat Menwa, Bupati Sampaikan Duka Cita: Semoga Husnul Khatimah

Pameran bertajuk Art Klat ini secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Klaten, Sri Nugroho. Turut hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Sri Hadi dalam pembukaan yang berlangsung di halaman depan Sanggar Lima Benua.

Dalam pembukaan pameran dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke 93 tahun ini, juga ada performing art mencuci kaki Ibu.

''Mencuci kaki Ibu ini sebagai simbol mencintai Ibu Pertiwi dengan cara tidak merusaknya, membuat lingkungan bersih, dan sejauh-jauhnya kita pergi ke negara lain, jangan pernah lupakan Ibu Pertiwi,'' tambah Liben.

Baca Juga: Uji Coba PTM SMP di Sukoharjo, Siswa dan Guru Wajib Jalani Tes Swab Antigen

Liben dan juga seniman lainnya berharap, Art Klat akan terus ada setiap tahun dengan bimbingan Bupati Klaten Sri Mulyani.

Selain mencuci kaki Ibu, juga ada penampilan seniman cilik Marvel Gracia (13 tahun) asal Dukuh Krapyak, Desa Pucangan, Kartasura, Sukoharjo ini membawakan tari Garuda hasil ciptaannya sendiri.

Marvel menari di atas karpet warna-warni yang bertuliskan Jong dan pulau-pulau. Hal itu mengandung maksud bahwa Garuda atau Pancasila yang menyatukan pulau-pulau dan para pemuda di seluruh tanah air.

Baca Juga: Ingat! Perketat Pengawasan Hindari Covid-19 Gelombang Tiga, Pemerintah Pangkas Cuti Bersama Akhir Tahun

Salah seorang seniman yang terlibat, Agung Suryanto mengatakan, sebelum membuat instalasi ikan-ikan, ia berkeliling mencari besi rongsok. Karya yang dihasilkan ada yang berbentuk udang, ikan, lobster dari wajan, kepiting, dan lain-lain.

Dwi Maryanto selaku dosen yang menyempatkan diri mengunjungi pameran ini, sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Liben dan kawan-kawan.

''Jarang ada anak muda yang punya jiwa seni dan kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Saya berharap, Sanggar Lima Benua ini dijadikan semacam culture heritage untuk dijadikan ikon Klaten yang bila dikembangkan akan mendunia gaungnya. Kalau di Jogya ada Art Jog, di Klaten ada Art Klat yang keren,'' kata Dwi Maryanto.

Baca Juga: Kualifikasi Leg Pertama Piala AFC U-23, Indonesia Kalah dari Australia, Taufik Hidayat: Tentu Kami Kecewa

Salah seorang pengunjung, Indratno asal Cokro, Klaten mengaku senang bisa melihat hasil karya seni yang tak biasa.

''Setiap ada event di Sanggar Lima Benua ini, saya selalu menyempatkan diri mengunjunginya. Di sini banyak karya yang unik, menarik, dan gratis, bisa dinikmati sepuasnya,'' kata Indratno.***

 

 

Author : Kinan Riyanto

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Excepturi doloribus unde molestias laborum delectus adipisci, eos repellat in debitis cum impedit numquam, architecto, facilis.