Kumpulkan Manajemen BUMD, Bupati Sukoharjo Soroti Tingginya Kredit Macet di Usaha Perbankan

Banyak kredit macet, Bupati Sukoharjo Etik Suryani meminta manajemen BUMD meningkatkan kinerja dengan membuat terobosan

by Nanang Sapto Nugroho

SUKOHARJOUPDATE- Bupati Sukoharjo Etik Suryani menyoroti kinerja sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) khususnya yang bergerak dalam perbankan lantaran tingginya Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet.

Hal itu disampaikan Etik dalam acara Pembinaan BUMD se-Kabupaten Sukoharjo sebagai upaya meningkatkan kinerja manajemen agar menjadi lebih baik dalam melayani masyarakat.

“Pemerintah telah memberikan dana penyertaan modal sehingga diharapkan BUMD memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 5% dari total penyertaan modal yang diberikan,” kata Bupati, Jum'at 22 Oktober 2021.

Baca Juga: Kena Teror Pinjol Ilegal, Segera Lapor Polisi, Begini Caranya

Diantara BUMD perbankan yang disorot Bupati karena tingginya NPL atau kredit bermasalah yaitu, BKK Jateng Cabang Sukoharjo NPL-nya cukup tinggi sekira 27%, dan BPR Kecamatan Grogol angka NPL-nya diatas 10%.

"Idealnya nilai NPL dikisaran 5% sehingga jika angkanya diatas 5% menandakan kondisi tidak baik, tidak sehat," terang Bupati.

Demikian pula dengan BUMD non perbankan, yakni Percetakan Daerah (Percada) yang disebutkan masih ada kendala kerusakan mesin, dan akan dilihat dan dievaluasi kembali permasalahannya.

Baca Juga: Keren, Jadi Menteri Agama Sehari, Afi Ahmad Ridlo Terima Kunjungan Rektor IAIN Pontianak

"Intinya niat kerjanya bagaimana dan hasilnya bagaimana, jadi permasalahannya dicari dulu dan diselesaikan," tegas Bupati.

Etik juga meminta agar BUMD membuat terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan kinerja. Penyertaan modal yang diberikan, diminta supaya dikelola dengan baik agar bisa memberikan kontribusi PAD secara maksimal, yakni 5% dari total penyertaan modal yang diberikan.

“Pesan saya untuk PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat, menambah sambungan baru agar agar masyarakat yang membutuhkan bisa terlayani dengan baik,” imbuhnya.

Baca Juga: Jika Pandemi Berubah Jadi Endemi, Negara Tak Lagi Menanggung Biaya Pasien Covid-19, Begini Penjelasannya

Sebelumnya, Plt Asisten 2 Sekda, RM Suseno Wijayanto mengungkapkan, jika tingginya NPL atau kredit macet diatas 5% tersebut ada di beberapa BUMD diantaranya, PT BPR BKK Grogol (Perseroda), dan PT BKK Jateng (Perseroda).

"Untuk BUMD perbankan lainnya seperti Bank Jateng, NPL di tahun 2020 sebesar 3,52% dan PT BPR Bank Sukoharjo (Perseroda) sebesar 3,98%," paparnya.

Sedangkan untuk BUMD non perbankan seperti PDAM Tirta Makmur sudah menunjukkan kinerja yang baik berdasarkan kontribusi untuk PAD, dimana pada tahun 2020 lalu sebesar Rp3,461 miliar.

Baca Juga: Hindari Kasus KDRT, BKKBN dan Omah Sambung Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga di Sukoharjo

"Sedangkan untuk Perumda Percada, kontribusi untuk PAD di tahun 2020 lalu sebesar Rp280 juta. Khusus untuk Percada, target kontribusi PAD tahun ini sebesar Rp354 juta dan hingga Triwulan III ini baru mencapai Rp187 juta,” pungkas Seno.***

 

Author : Nanang Sapto Nugroho

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Excepturi doloribus unde molestias laborum delectus adipisci, eos repellat in debitis cum impedit numquam, architecto, facilis.