SUKOHARJOUPDATE - Sebanyak 50 siswa dan guru SMPN 2 Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, mengunjungi Sanggar Rempah Empon-empon Mbah Ponimin di Dukuh Platen, Desa Sawahan, Juwiring.

Mereka belajar mengenal jenis empon-empon, cara membudidayakannya, sampai bisa mendapatkan hasilnya.

Sesampai di Sanggar Rempah, sebanyak 32 siswa kelas 7 tersebut dibagi dalam beberapa kelompok, untuk mempermudah menyerap materi yang disampaikan Mbah Ponimin.

Baca Juga: Keren! Militer Indonesia Masuk 20 Besar Terkuat di Dunia, Diatas Spanyol dan Israel

Menurut Kepala Sekolah SMPN 2 Trucuk, Subari, kedatangan para siswa dan guru ini untuk memenuhi projek. Karena SMPN 2 Trucuk ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah penggerak yang akan melahirkan profil pelajar Pancasila.

"Sekolah kami ini ditunjuk sebagai sekolah penggerak yang sasarannya kelas 7. Dalam kurikulum sekolah penggerak, selain kegiatan belajar mengajar juga ada kurikulum projek. Kebetulan projek kami mengenal empon-empon, budidaya, sampai bisa menghasilkan. Karena arah sekolah penggerak ini bisa melahirkan profil pelajar Pancasila,'' jelas Subari, Sabtu 16 Oktober 2021 di Juwiring.

Subari melanjutkan, jumlah siswa di sekolahnya sebanyak 764 anak. Untuk sekolah penggerak sasarannya kelas 7 dan yang ikut projek empon-empon ini hanya perwakilan saja setiap kelasnya.

Baca Juga: Keren, UMS Kembali Lahirkan 15 Dokter Gigi, 5 diantaranya Raih IP 4.0

Setelah mendapatkan ilmu dari Sanggar Rempah, para siswa diwajibkan praktek menanam di lahan sekolah yang sudah disiapkan.

"Projek selanjutnya adalah anak-anak menanam empon-empon di lahan sekolah, merawat, memupuk, sampai bisa panen. Setelah panen, nanti kami olah untuk bisa menghasilkan produk seperti yang sudah dilakukan di Sanggar Rempah ini,'' kata Subari.

Selain itu, membudidayakan dan mengkonsumsi empon-empon sangat bagus pada saat pandemi ini. Empon-empon merupakan obat alami meningkatkan stamina tubuh.

Baca Juga: Warga Klaten Berinovasi dengan Payung Motif Batik

Pemilik Sanggar Rempah, Mbah Ponimin, para siswa dikenalkan lebih dekat apa saja jenis empon-empon yang ada di sekitar kita. Setelah itu, juga dikenalkan bagaimana cara membudidayakannya, merawat sampai memanen hasilnya.

"Ini adalah langkah yang bagus dari pihak sekolah. Jaman sekarang, banyak kaum milenial atau generasi Z yang tidak tahu apa itu kunyit, jahe, laos, dan lain-lain. Di tempat kami ini, para siswa dan pengunjung lainnya akan mendapatkan paket ilmu komplit tentang empon-empon," jelas Mbah Ponimin.

Dengan mengenal lebih dekat empon-empon sampai panen, bisa mengasah jiwa kewirausahaan para siswa sejak dini.

Baca Juga: PON XX 2021 Papua Usai, Bagaimana Nasib Venue Disana, Begini Jawaban Menpora

Salah seorang siswa, Siskarina Cinta, mengaku sangat senang ikut projek ini karena bisa mengenal jenis empon-empon lebih banyak.

"Kami di sini diberitahu apa itu empon-empon dan manfaatnya. Misalnya kunyit itu untuk anti oksidan, jahe bisa menghangatkan tubuh, kencur untuk obat batuk dan lain-lain,'' kata Siskarina.

Siswa ini mengaku, selain mendapatkan ilmu, dirinya juga senang karena bisa bertemu dengan kawan-kawannya, bisa belajar tatap muka seperti ini.

Baca Juga: Angkatan Laut Rusia Usir Paksa Kapal Perusak AS di Perairan Jepang

"Dengan belajar tatap muka seperti ini senang sekali, karena sudah bosan belajar daring dari rumah,'' kata Siskarina.

Ia berharap, Covid segera berlalu sehingga sekolah bisa normal kembali seperti sediakala. Dirinya juga akan mengajak kepada kawan-kawannya yang lain, agar tidak takut mengkonsumsi empon-empon untuk menjaga kesehatan agar tidak mudah diserang virus Covid.

Di Klaten, ada 5 sekolah lainnya yang ditunjuk sebagai sekolah penggerak yaitu SMPN 1 Prambanan, SMPN 1 Jogonalan, SMPN 5 Klaten, SMPN 3 Tulung, dan SMPN 2 Polanharjo.***