SUKOHARJOUPDATE - Bila ingin menikmati nasi tiwul aneka rasa, datanglah ke Dukuh Kenteng, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Di kampung ini, ada kuliner yang bernama Gubug Tiwul.
Berbagai menu dari tiwul tersaji di sini. Ada nasi tiwul geprek ayam (Rp8.000), tiwul uleng geprek ayam (Rp8.000), tiwul geprek bandeng (Rp11.000), dan tiwul uleng geprek bandeng (Rp8.000). Selain itu tiwul goreng (Rp5.000), tiwul uleng goreng (Rp5.000), tiwul goreng spesial (Rp8.000), dan tiwul manis (Rp5.000).
Layaknya makan nasi biasa, menu tiwul ini dilengkapi dengan rebusan daun pepaya dan aneka sambel yang pedasnya berlevel.
Baca Juga: Hore, Seluruh Wisata di Klaten Mulai Dibuka
Tiwul uleng itu, maksudnya tiwul dari singkong yang diolah dengan nasi. Untuk tiwul uleng ini rasanya lebih lembut karena ada nasinya.
Orang jaman dahulu saat bahan pangan susah dan mahal, banyak masyarakat yang mengkonsumsi tiwul dengan parutan kelapa. Hal itu disebabkan karena ketersediaan beras langka dan harganya mahal.
Mengkonsumsi singkong ternyata nilai gizinya sangat tinggi. Menurut penelitian, kandungan gizi dalam 100 gram tiwul itu mengandung 63,50 gram air, fospor 40 gram, karbohidrat 35 gram, kalsium 33 mg, vitamin C 30 mg, protein 1,20 mg, zat besi 0,70 mg, lemak 0,30 mg, vitamin B1 0, 01 mg, dan kalori 121 kalori lebih rendah daripada nasi.
Baca Juga: Jawa Tengah Posisi Lima, Jawa Barat Unggul Sementara Klasemen PON XX 2021 Papua
Berdasar kandungan nutrisi tersebut, tiwul cocok bagi penderita diabetes sebagai makanan pokok pengganti nasi, karena kalorinya yang lebih rendah. Tiwul ternyata mengandung asam butirat yang dapat menghambat tumbuhnya kanker dalam tubuh.
Untuk melestarikan makanan tradisional tersebut, ibu-ibu PKK tingkat RT mendirikan Gubug Tiwul tersebut, untuk menampilkan potensi masing-masing kampung.
Kepala Desa Ngerangan, Sumarno, mengatakan, warga di desanya kini berlomba-lomba menampilkan potensinya masing-masing. Kemudian disepakati satu produk satu kampung.
Baca Juga: Sah, DPC PERADI Karanganyar Bakal Dipimpin Kadi Sukarna Setelah Menang Pemungutan Suara
"Kebetulan di Dukuh Kenteng ini potensinya adalah tiwul. Bahan bakunya dari ketela pohon," ujarnya Sumarno.
Dari potensi ini kemudian dikonsep bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan pemerintah desa dengan membuat Gubug Tiwul.
Menariknya, modal mendirikan Gubug Tiwul berasal dari dana RT setempat. Kemudian BUMDES bermitra dengan pemerintah desa memberikan tambahan modal.
Baca Juga: Gandeng Pasar Modal, OJK Gelar Vaksinasi Massal dan Bantuan Sosial di Karanganyar
"Gubug Tiwul berdiri baru satu tahun ini, untuk pemberdayaan masyarakat. Respon baik, pelanggan lumayan, apalagi pada Sabtu dan Minggu atau akhir pekan," tambah Sumarno.
Direktur BUMDES Ngerang Jaya Desa Ngerangan, Gunadi, mengatakan Gubug Tiwul adalah kuliner khas dari kampung kampung Kenteng.
Gubug Tiwul ini berdiri di atas lahan pekarangan milik perseorangan yang dihibahkan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Modalnya adalah gotong-royong warga.
Baca Juga: Sandiaga- Gibran Sepakat Kembangkan Kesenian dan Ekraf Untuk Pemulihan Ekonomi
"Kenapa tiwul karena ingin melestarikan kuliner tradisional. Di sini seperti memori ke masa lalu. Menunya aneka olahan tiwul dan yang menjadi khas adalah tiwul sambel bawang," ujar Gunadi.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Klaten, Endang Yoga Hardaya, pernah menyempatkan diri mengunjungi Gubug Tiwul untuk mencicipi makanan tradisional sekaligus menyupport semangat para pengelola dan warga setempat.
"Kangen makan tiwul. Enak rasanya. Ini adalah inovasi yang menarik dan perlu dikembangkan. Saya apresiasi ibu-ibu PKK di sini, mereka sangat kompak," puji Endang.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja 2021, Najla Khoirunnisa Borong 3 Medali Perunggu
Selain itu, menu yang diunggulkan lainnya di sini yaitu Mie Lumpang, yaitu, hidangan berkuah seperti bakmi toprak dengan sempol yang dibuat seperti lumpang dan alat penumbuknya.
Seorang pengunjung asal Delanggu, Sri Rahayu sengaja mampir ke Gubug Tiwul untuk mencicipi nasi tiwul uleng geprek bandeng.
''Rasa tiwulnya lembut karena bercampur dengan nasi. Saya pilih geprek bandeng, pedasnya nendang banget, bikin gembrobyos!'' katanya.
Baca Juga: Bikin Bangga Anak Muda Indonesia, Zerre Film Silat Pertama Berlatar Papua
Minuman yang disajikanpun beragam. Dari es teh sampai jus, tentu saja harganya murah meriah. Menurut pengelola, para pembeli berasal dari Weru, Sukoharjo, Wonogiri, Yogya, Solo, dan lain-lain.
''Bila akhir pekan banyak sekali pembelinya karena banyak yang bersepeda ria lalu mampir makan dan santai-santai di sini,'' kata pengelola.***
Bila ingin menikmati nasi tiwul aneka rasa, datanglah ke Dukuh Kenteng, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabup
by Kinan Riyanto