Wow Keren, Polwan Sukoharjo Belajar Bahasa Isyarat

Polwan Polres Sukoharjo buka pelatihan bahasa isyarat untuk masyarakat tuna rungu di Aula Panjura Mapolres setempat

by Triyanto

SUKOHARJOUPDATE - Memudahkan komunikasi dengan masyarakat tuna rungu, sebanyak 23 Polwan Polres Sukoharjo yang bertugas di bidang pelayanan publik melakukan pelatihan bahasa isyarat di Aula Panjura Mapolres setempat, pada Rabu 18 Agustus 2021.

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengungkapkan, pelatihan diikuti anggota Polwan berpangkat Bripda dan Briptu bekerjasama dengan Yayasan SLB ABC Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo dengan dua orang pelatih bernama Wirahayu dan Diah.

"Polri sebagai pelindung, pelayan, dan pengayom masyarakat harus dapat menjalin komunikasi dengan seluruh lapisan dari berbagai elemen," kata Kapolres.

Baca Juga: Peduli Kemanusiaan, Polres Sukoharjo Berikan Bantuan Sembako Bagi Keluarga Tahanan

Dalam hal memudahkan penyampaian semua berita atau Informasi yang disampaikan agar dapat dipahami, maka pelatihan bahasa isyarat menjadi penting.

"Ini khususnya untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi kepada kaum difabel penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus yang tuna rungu dan tuna wicara," terangnya.

Pelatihan bahasa isyarat disebutkan, juga merupakan salah satu implementasi dari Road Map program prioritas Kapolri untuk transformasi menuju Polri yang Presisi.

Baca Juga: Polres Klaten dan BEM Unwidha Bansos Membagikan 120 Paket Beras

"Yaitu dengan membangun sarana prasarana yang berorientasi pada HAM dan kelompok rentan, termasuk penyiapan personel Polri yang mampu dan mahir dalam penguasaan bahasa isyarat," jelas Wahyu.

Mengutip survey yang dilakukan Ethnologue, terdapat 2000 pengguna Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), sedangkan hasil sensus Departemen Kesehatan pada tahun 1996 di 7 provinsi, menunjukkan sekitar 0,4% warga Indonesia mengalami tuli dan 16,8 % mengalami gangguan pendengaran.

"Jika persentase ini masih sama dengan saat ini, maka terdapat sekitar 1 juta warga Indonesia mengalami ketulian dan 43,8 juta mengalami gangguan pendengaran," ujarnya.

Baca Juga: Ketahanan Pangan Dimasa Pandemi, Polres Sukoharjo Getol Budidaya Ikan

Selain itu, data WHO pada tahun 2001 menunjukkan, setidaknya 5.000 bayi tuli lahir di Indonesia setiap tahunnya.

"Merujuk pada data tersebut, maka dengan menguasai bahasa isyarat, diharapkan Polwan menjadi lebih peduli dan sensitif terhadap suasana sekitar terutama terhadap masyarakat yang tuna rungu," sambungnya.

Kapolres berharap, nantinya Polwan Polres Sukoharjo lebih peka terhadap ekspresi wajah serta gerakan tubuh orang lain.

Baca Juga: Satreskrim Polres Klaten Meringkus Dua Tersangka Pembuat Kartu Vaksin Bodong

"Dari pelatihan ini, Polwan bisa mengetahui kesulitan serta perjuangan para tuna rungu dan aktivitasnya untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif," tandasnya.***

Author : Triyanto

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Excepturi doloribus unde molestias laborum delectus adipisci, eos repellat in debitis cum impedit numquam, architecto, facilis.