SUKOHARJOUPDATE - Beragam cara dilakukan pemerintah, TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Penanganan Covid 19 Kabupaten Sukoharjo untuk menekan laju penyebaran pandemi ditengah penerapan PPKM Level 4.

Selain gencar melakukan vaksinasi, kegiatan sosialisasi protokol kesehatan (prokes) 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan) juga selalu di dengungkan.

Seperti yang dilakukan anggota Polsek Tawangsari, Polres Sukoharjo bekerjasama dengan Pemerintah Desa Grajegan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.

Baca Juga: Pak Polisi Panen Ikan Lele, Hasilnya Dibagikan Door To Door untuk Masyarakat Terdampak Corona

Mereka membagikan sayur-mayur kepada emak-emak dalam kegiatan bakti sosial (baksos) sekaligus sosialisasi prokes.

Sayur mayur berbagai jenis seperti sawi, kangkung, bayam, kol, ditambah beras masing- masing 2.5 kilogram dikemas menjadi 150 paket.

Bahan pangan itu kemudian dibawa keliling menggunakan mobil patroli, dan ludes dibagikan dalam waktu singkat pada Minggu 15 Agustus 2021.

Baca Juga: Diduga Bakar Sampah Tak Diawasi, Sebuah Gedung Kursus Perhotelan di Sukoharjo Nyaris Jadi Korban

"Kegiatan merupakan kerjasama dengan pemerintah desa. Kami beli hasil panen dari kebun masyarakat kemudian kami bagikan. Jadi dari masyarakat untuk masyarakat di Desa Grajegan sendiri," terang Kapolsek Tawangsari AKP Tri Jalu mewakili Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan.

Dengan kegiatan baksos kreatif itu, sosialisasi prokes yang menjadi tujuan utama diharapkan dapat tersampaikan dengan baik. Cara tersebut dinilai lebih humanis.

"Dengan cara seperti ini, kami tentu berharap terjalin kedekatan antara Polri dengan masyarakat. Di samping itu juga terjalin sinergitas dan kemitraan dengan pemerintah desa," kata Kapolsek.

Baca Juga: Waspada Penipuan, Nama Polisi Sukoharjo Dicatut Tawarkan Lelang Motor Harga Murah

Setidaknya dengan cara bagi-bagi sayuran dan kebutuhan pokok lainnya yang dibeli dari hasil bumi warga, sudah dapat membantu berjalannya roda perekonomian di tingkat desa.

"Ini merupakan upaya mengurangi mobilitas masyarakat terutama emak-emak agar dalam memenuhi kebutuhan belanja sehari hari, khususnya sayur-mayur tidak perlu ke pasar," pungkasnya.***